Thursday, May 17, 2012

Peran Sebuah Nama


“What’s in a name?” – Shakespeare –

Kembali Agent FA hadir dan akan membawakan tulisan terkait dengan dunia digital di industri media periklanan. Di mana, kalau di perusahaan GroupM ini sendiri, kegiatan perseputaran digital banyak dikelola oleh tim digital yang bernama GroupM Interaction Indonesia.

Seperti yang sudah kita jelaskan di postingan sebelumnya bahwa penekanan perlu dilakukan mengenai konsep digital sebagai suatu platform, bukan media. Nah, di kesempatan kali ini, kita bakalan menunjukkan salah satu platform yang dipakai tim digital suatu perusahaan media periklanan, yaitu Facebook fan page dan akun twitter.

Kedua hal tersebut bukanlah hal baru untuk sebagian besar pengguna internet di Indonesia. Tak sedikit jumlah akun twitter dan faceboo fan page yang merepresentasikan suatu brand atau produk mulai merajalela di dunia social media ini.

Alasan kenapa facebook dan twitter menjadi platform yang diminati para produsen kita adalah keduanya telah menjadi social media dengan tingkat penggunaan yang tinggi di Indonesia.
Negara pengguna Facebook keempat terbesar di dunia adalah Indonesia
Sumber: Social Bakers


Negara pengguna Twitter terbesar kelima di dunia adalah Indonesia
Sumber: The Next Web

Dari tabel dan grafik tersebut, dapat dilihat bagaimana tingginya penggunaan twitter dan facebook di Indonesia (ini belum dengan spesifik kalangan umur tertentu), bagaimana mereka tidak menjadi “ladang” untuk para produsen berjualan?

Namun, sebagai starter untuk menjalankan suatu kegiatan branding melalui twitter dan facebook, satu hal yang penting dipikirkan secara matang-matang sejak awal ialah: nama dari akun/fan page tersebut.
Kenapa nama? Karena berdasarkan teorinya, konsumen tidak suka dengan suatu hal yang berbau ‘jualan’ di area personalnya.

Coba saja bayangkan, kita sendiri sebagai konsumen, facebook dan twitter merupakan area yang sifatnya personal milik kita sendiri, kalau tiba-tiba ada suatu akun yang namanya jelas-jelas merupakan suatu nama produk/brand tertentu, agak-agak mikir dulu nggak sih untuk kita follow atau like?
Maka dari itu, kebanyakan dari pembuatan fan page atau akun twitter suatu brand adalah dengan nama-nama yang lebih friendly atau tidak terlalu ‘brand-minded’ namun tanpa lupa untuk menunjukkan identitas brand,  seperti contoh-contoh di bawah ini:

Aku Anak SGM – milik susu SGM



Sahabat Nestle – milik Nestle



Tanya Pepsodent – milik pasta gigi Pepsodent



Ibu dan Balita – milik susu Frisian Flag


Tapi tentu saja, penamaan seperti itu merupakan salah satu hal dari sekian banyak poin penting lainnnya yang dapat dipertimbangkan dalam membuat fan page atau akun twitter suatu brand. Karena tentu saja kita tidak bisa melupakan bahwa penting menunjukkan unsur ‘brand’ di dalamnya sebagai bukti bahwa akun tersebut adalah valid dan resmi dari produsen.

Dan tentu saja, jangan melupakan kepada siapa kita berbicara, maksudnya siapakah target khalayak dari produk atau brand kita, karena itu juga bisa menjadi salah satu bahan pertimbangan.
Semoga sharing pemikiran kecil ini bermanfaat :)

Sincerely,
Agent FA
MMT Batch 2 GroupM

No comments:

Post a Comment