Wednesday, May 30, 2012

Mata, Tangan, Kaki, Mengapa Berpasangan ?

Hi readers ! Selamat malam MMT Batch 2 GroupM! Sekarang ini Agent C sudah tidak lagi berada di headquarter tempat kami berdinas seperti biasa, hehehe. Office hour sudah berakhir, dan Agent C langsung berangkat menuju ke tempat lain. Apakah itu ? Kali ini Agent C sedang memberikan treatment untuk rambut. Biasanya Agent C suka creambath minimal dalam satu bulan 1x. Kenapa begitu ??? Soalnya, rambut kita juga perlu vitamin dari nutrisi lain, di luar shampoo yang sudah kita gunakan sehari-hari :)

Bagaimana dengan readers sendiri ? Ada yang sering memberikan alokasi waktu khusus untuk bersalon ? Sekarang ini, tidak semua hal yang berhubungan dengan kecantikan dan perawatan wajah identik dengan wanita saja. Pria pun begitu. Terutama bagi mereka yang bergelut di dunia entertainment. Ujung-ujungnya ada saja budget khusus untuk merawat tubuh dari ujung kepala sampai ujung kaki.

Hmmm.. Selama menunggu di salon, Agent C mengeluarkan laptop dan mengetik artikel ini. Sebenarnya artikel ini sudah ingin direlease dari beberapa hari lalu. Namun, Agent C belum bisa terkoneksi ke internet. Baru sekarang ini lah Agent C benar-benar spend time untuk menumpahkan apa yang ada di pikiran.

Pertanyaan ini terlontar dengan simple. Mengapa seluruh anggota tubuh, rata-rata ada dua ? Yang dilahirkan dengan sempurna, pasti memiliki dua tangan, dua kaki, dua mata, bahkan juga dengan 1 hidung yang berlubang dua. Pernah kah readers mempertanyakan, mengapa anggota tubuh tersebut diciptakan berpasangan ?

Hal ini Agent C memiliki pendapat dan filsafah tersendiri. Mari saya jelaskan dari hal yang paling sederhana. Mengapa mata kita ada dua ? Secara harafiah, yang terlihat memang ada dua. Tapi lebih dari pada itu, mata kita ada tiga. Satu lagi dari mana ???? Ada yang tau tidak ?

Dua mata untuk melihat fisik, dan satu lagi adalah mata hati yang membantu kita menalar hal yang tak bisa dilihat oleh mata.

Oleh karena itu lah, saat manusia menjalani kehidupan ini, jangan sebatas menggunakan sepasang mata di wajah. Namun, gunakanlah mata hati kita. Logika kita boleh saja bermain, dengan mengirimkan proses rangsangan ke mata. Tetapi segala yang terlihat oleh mata, belum tentu benar sepenuhnya. Contoh ringannya adalah seperti ini. Mengapa orang-orang menggunakan stereotype bahwa orang bertatto identik dengan orang yang kurang benar. Melihat pria-pria yang bertatto, diibaratkan seperti preman. Melihat wanita bertatto, terkesan bahwa dia bukan wanita baik-baik. Hasilnya, apa yang dilihat oleh mata, merangsang otak untuk berpikir secara logis dan mengikuti stereotype kebanyakan orang. Betul begitu bukan ?

Saat seseorang melihat hal tersebut, dan ia mampu mengembalikan pertanyaan itu dalam mata hati nya. Pastinya orang itu akan berpikir dua kali lebih bijak dari yang sebelumnya, tanpa harus menjalani (don't) Judge a Book by Its Cover .

Selanjutnya, coba readers pikirkan, mengapa tangan dan kaki kita diciptakan masing-masing berpasangan ? Bahkan lubang hidung pun ada dua. Pernah kah terpikirkan, toh kalau dibuat lubang hidung itu ada satu dan cukup besar, kan tidak masalah ?

Saat tangan kanan memberi, tangan kiri tidak perlu tahu. Itu lah filsafah orang zaman dahulu, yang mengajarkan generasi sekarang bahwa kita tidak perlu angkuh saat melakukan sebuah kebaikan. Lebih dari pada itu, saat salah satu tangan kita bekerja, hendaknya tangan lain bisa digunakan untuk menolong orang lain. Begitu juga dengan kaki ini, yang juga diciptakan berpasangan. Saat kaki kita terasa lelah untuk berjalan, pasti ada salah satu kaki yang menumpu lebih kuat dibanding kaki satunya. Hal ini menandakan, bahwa manusia tidak bisa berjalan sendirian. Manusia adalah makhluk yang membutuhkan orang lain dan seyogyanya akan bertumpu pada orang lain pula.  

Melalui anggota tubuh yang diberikan berpasangan ini, kita juga diingatkan bahwa selama kita berjuang menjalani hidup, pasti akan ada orang lain yang mengulurkan tangannya untuk kita. Pasti akan ada orang lain, yang senantiasa mensupport kita :) Tetapi, jangan lupa, bahwa segalanya di dunia ini adalah proses tarik menarik dan timbal balik. Seseorang akan membantu kita, apabila kita pun sudah menanamkan benih kebaikan terlebih dahulu. Bila orang tersebut membantu kita dengan sukarela, belajarlah untuk mempraktekkannya pada orang lain. Sehingga segalanya adalah sebuah siklus, bak rantai yang tak putus.

Agent C yakin, kalau setiap orang menanamkan untuk berbuat positif, berbuat baik, memahami bahwa apa yang dia tuai adalah yang ia tanam... Dunia ini, setidaknya di lingkungan sekitar, pasti akan lebih damai. Jika tidak, at least dalam hati, pasti lebih tentram :)
Ini hanyalah sebuah pemikiran, semoga saja readers bisa menggunakan value dari artikel ini untuk aspirasi dalam menjalani hidup :)

Sincerely,

Agent C - MMT Batch 2 GroupM

2 comments: